PANGKALANBARU - Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin membuka secara resmi Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII 2020, di Ballroom Hotel Novotel, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (26/2/2020) malam.
Pembukaan KUII VII yang berlangsung pada tanggal 26 - 29 Februari 2020 dengan tema “Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab” dan dihadiri Wury Ma'ruf Amin, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan,
Pimpinan MUI se-Indonesia, Pimpinan dan perwakilan Ulama serta tokoh agama Islam, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman, Forkopimda Bangka Belitung, Ketua TP PKK Provinsi Bangka Belitung, Melati Erzaldi, Pejabat di lingkup Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan instansi terkait lainnya itu, ditandai dengan Pemukulan Bedug oleh Wapres.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan, Kongres ini dilaksanakan untuk memikirkan nasib Umat Islam secara langsung luas.
"Kita bersyukur, MUI sebagai pemegang mandat untuk menyelenggarakan KUII ke-VII di Bangka Belitung. Karena MUI adalah representasi dari ormas-ormas Islam. Sejak KUII ke-V, MUI dimandatkan untuk menjadi penyelenggara KUII," ungkap Ma'ruf Amin.
Wapres Ma'ruf menjelaskan, penyelenggaraan KUII dilaksanakan dalam waktu lima tahun sekali ,walaupun beberapa kegiatan kongres tidak diselenggarakan langsung oleh MUI. "KUII dimulai sebelum adanya MUI, jadi menyambung saja. Supaya umat Islam terus bisa bermusyawarah, bermuwajahah, berdiskusi, untuk memikirkan nasibnya," ujar Ma'ruf.
Kata Ma'ruf, MUI dianggap sebagai imamah umat Islam, karena waktu itu orang mau bicara, orang Islam harus ada imamnya. Namun, secara syakhsiyah belum ada yang mampu, padahal harus ada imamnya. Oleh karena itu diputuskanlah imamahnya tidak persorangan, tapi imamahnya adalah institusionaliah. Institusi mana yang paling pantas menjadi imamah, maka disepakati yang paling tepat adalah MUI. Karena MUI adalah representasi ormas Islam.
Lebih jauh Ma'ruf menjelaskan, salah satu tugas umat adalah bagaimana kembali menjadi khairu ummah. Ketika Rasul membangun umat dari Jahiliyah dalam tempo yang sangat singkat, hanya dalam 23 tahun sudah bisa membangun umat ini menjadi khairu ummat.
"Seperti dinyatakan dalam Alquran, 'Kalian adalah umat terbaik yang lahir untuk manusia'. Predikat ini sudah lama hilang bahkan tercabik-cabik. Apalagi di timur tengah, sesama umat Islam sendiri bertempur saling membunuh, bukan membangun tawadhu, tarahum, tafahum. Antara pimpinan satu dengan yang lain, saling mencintai, saling mengasihi seperti tubuh yang satu, itu hilang semua. Yang sekarang ada saling membenci, saling memusuhi, bahkan saling membunuh," ujar Wapres.
Karena itu, lanjut Ma'ruf, bagaimana membangun kembali umat terbaik melalui berbagai program yang jelas untuk menguatkan umat. Sehingga umat meraih kembali predikat khairu ummah. "Indonesia yang paling banyak umat pendidiknya, itulah yang diharapkan menjadi bangsa, yang memulai untuk terbangunnya khairu ummah," terangnya.
Menurut Ma'ruf, Umat Islam memiliki tanggungjawab yang lebih besar untuk memastikan arah bangsa ini sesuai kesepakatan nasional yang tertuang dalam Pancasila. Tidak boleh kita membangun negara yang tidak sesuai dengan NKRI.
Harus dicarikan solusi, kata Ma'ruf, atas berbagai masalah yang menyangkut umat, bangsa, dan negara serta mampu menghasilkan pembangunan nasional serta mampu menghasilkan umat Islam terbaik (khairu ummah)
menyangkut lima aspek, yakni ekonomi, hukum, politik, pendidikan dan kebudayaan, kehidupan bernegara serta membawa Islam rahmatan lil 'alamin.
"KUII ini, perlu didorong agar menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara efektif, menjalankan pemerintah secara efektif. Jangan kita menggunakan pendekatan untuk merebut, mengambil. Bagaimana kita membangun umat ini agar memperoleh kepercayaan, trust, sehingga kita tidak perlu meminta, namun diberikan karena dianggap kita mampu, kita bisa. Ini saya kira hal yang paling penting," ungkap Ma'ruf.
Di tempat yang sama Gubernur Babel, Erzaldi Rosman menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta KUII di Bangka Belitung.
"Saya mewakili segenap masyarakat Bangka Belitung menyambut dengan senang hati dan penuh gembira, karena Provinsi Bangka Belitung hari ini melayani banyak sekali para ulama. Mudah-mudahan keberkahan Bangka Belitung melayani umat ini," ucap Erzaldi.
Hari ini, diungkapkan Erzaldi, ulama dan umara mempunyai tugas dan tanggungjawab yang diberikan Allah SWT.
"Penduduk Bangka Belitung mayoritas agama Islam yaitu 89,41 persen beragama Islam. Namun keberagaman agama juga terdapat di Bangka Belitung. Sampai saat ini, masyarakat Bangka Belitung memiliki semangat yang tinggi dalam menjaga toleransi kehidupan beragama," tegas Erzaldi.
Ditekankan Erzaldi, tidak ada sekat antara Muslim dengan pemeluk agama lainnya. Satu hal yang menjadi nilai lebih yang dimiliki Bangka Belitung sejak dahulu hingga sekarang.
Dalam aspek pendidikan dan kebudayaan, ditambahkan Gubernur Erzaldi, saat ini banyak berkembang Pendidikan berbasis pesantren dan tahfidz bagi generasi penerus Bangka Belitung.
"Provinsi Bangka Belitung dari hari ke hari terus memajukan, dan kami membuatkan sebuah kebijakan ekonomi halal dalam mengembangkan ekonomi umat Islam khususnya mengedepankan ekonomi halal di Bangka Belitung," jelas Erzaldi.
"Jangan kita menghabiskan energi untuk mengurus perbedaan, namun urusan yang sangat penting adalah bagaimana Islam tampil menguasai ekonomi di rumahnya sendiri. Untuk itu, pada kongres ini kami berharap khususnya pada para ulama, mari bersama-sama kita memajukan umat, mari kita bersama -sama memajukan ekonomi kita, khususnya ekonomi halal di bumi Indonesia ini," ajak Erzaldi.
Naif rasanya, sambung Erzaldi, ketika negara mayoritas Islam, namun persentase halalnya, Indonesia tidak masuk dalam rangking 10 besar. "Ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Semoga umat yang hadir di sini mengeluarkan deklarasi bersama-sama memajukan ekonomi Islam Indonesia," tutup Erzaldi.