Pangkalpinang – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman menegaskan kedepan tidak ada lagi praktik perkawinan di bawah tangan atau siri di Bangka Belitung. Untuk menekan praktik tersebut dibutuhkan peran yang maksimal dari Da’i bina Umat (DBU).
Gubernur juga menginginkan setiap calon pengantin di Bangka Belitung mendapatkan sertifikat bimbingan pranikah.
“Setiap calon pengantin harus betul-betul mendapat bimbingan pranikah, dan pada Januari 2022 tidak ada lagi calon pengantin yang tidak mengantongi sertifikat bimbingan pranikah,” tegas Gubernur saat memberikan arahan pada kegiatan Pembinaan Kepada Para Pemuka Agama/Da’i Bina Umat se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait Bimbingan Pranikah Calon Pengantin 2021, di Gedung Mahligai Serumpun Sebalai, Rabu (1/12/2021).
Lebih lanjut Gubernur berharap, dalam melayani masyarakat harus sepenuh hati, memberikan bimbingan pranikah kepada calon pengantin di desanya masing-masing. Meskipun selama dua tahun persiapan kegiatan ini banyak tantangan, namun gubernur yakin jika niat baik akan diridhai Allah SWT.
“Lakukan dengan sepenuh hati, jangan anggap tugas bapak-bapak ini enteng, ini merupakan tanggung jawab dunia dan akhirat. Sekalipun bapak-bapak tidak menjadi Da’i Bina Umat, saya harap bapak-bapak tetap melakukan. Hebatnya generasi kedepan dan hebatnya generasi Islam kedepan, adalah karena peran bapak-bapak ini. Insya Allah keluarga sakinah, mawadah, warahmah ada dimana-mana,” ungkapnya.
Gubernur juga mengingatkan agar Da’I Bina Umat senantiasa bersyukur dan juga mengajak masyarakat untuk bersyukur serta mencari keberkahan dalam hidup. Dijelaskannya, kondisi ekonomi Bangka Belitung saat ini sedang membaik, ini karena keberkahan Allah, untuk itu harus selalu disyukuri. Jika tidak bersyukur, nanti ekonomi akan turun, dan akan menyalahkan orang lain.
“Bersyukur adalah kunci menyambut berkah, jika tidak ada keberkahan, rezki akan sedikit, ada rezki namun kurang terus. Sejak awal beasiswa tahfiz, banyak tahfiz Al Qur’an di Bangka Belitung, ini juga keberkahan buat Bangka Belitung. Karena tidak gampang mendorong orang untuk menjadi hafiz Qur’an.
